A. Pengertian Sistem Starter
Sistem
starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan
putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan
memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat
bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran
pada ruang bakar.
B. Fungsi Sistem Starter
Mesin
kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat
penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada
motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi
sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran
didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat
mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
C. Jenis Sistem Starter
1. Starter Mekanik
Adalah
starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter
(starter kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type
mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang
sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda
motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber
tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin
kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis
ini.
D. Komponen Sistem Starter
1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar
Gambar II.1. Motor Stater
d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik
2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat
dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor
biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen
jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan
medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar.
Pada
armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang
berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari
brush).
Gambar II.2. Armature
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.
Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil
d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan
berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil
langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah
brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.
Gambar II.4. Brush
e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk
memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat
berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil
bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar II.5. Starter Clutch
f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet
digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda
penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor
starter melalui teminal utama.
Gambar II.6. Sakelar Magnet
g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7. Armetur Brake
h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong
pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas
perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8. Driver Lever
E. Type Motor Starter
Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
a. Kelebihan
Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi
pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion
gear. Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran
gigi pinion dan putaran armature sama, jadi putarannya menghasilkan gaya
yang besar.
b. Kekurangan Motor starter tipe Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi
pinion dan putaran armature sama, maka memerlukan tenaga listrik yang
besar untuk menggerakkan engine.
2. Reduction Type Starter Motor
Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor
a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi
armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari
armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai
sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki
idlle gear.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.
3. Planetary Type Starter Motor
Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor
a. Kelebihan
Sistem stater dengan motor stater tipe
planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor
stater jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena
putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih
kuat. Mekanisme penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit
roda gigi planetary. Reduksi model planetary memungkinkan motor stater
bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan motor stater tipe
konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang
lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak,
lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen
utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe
konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih
kecil. Perbedaan yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah
komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit roda gigi planetary.
Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring gear,
gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier
shaft). Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai
input pada sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary
adalah putaran yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature
tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan
menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut berputar.
Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi
ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi
sebesar 5, dengan demikian kecepatan putaran poros armature akan turun
menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena
putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka
putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.
F. Prinsip Kerja Sistem Starter
1. Medan Elektromagnetik
Dalam
ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir
melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling
kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik
2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik
Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming
3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan
kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik
maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan
magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah
medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan
timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.
Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter
G. Cara Kerja Sistem Starter
1. Pada Saat Motor Switch On (ST)
Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak
-----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada
kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b. Baterai
-----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil
-----> terminal C -----> Kumparan Medan -----> anker ----->
massaSehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung
2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b.
Baterai -----> terminal B -----> terminal C ----->
Kumparan medan -----> kumparan angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery langsung lewat main switch ke motor).
3. Pada Saat Starter Switch OFF
Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF
a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch
-----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil
-----> Massa
b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan angker -----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan
plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan
bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus
H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem
Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup
(start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari
luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari
beberapa cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya
menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch
(solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang
dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika
ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga
ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang
besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki
Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang
berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol
dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya
dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus
pembakaran pada ruang bakar.
a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil
1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi
starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak
berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen-
komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.
2) Baterai (Aki)
Baterai
atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan)
listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen
komponen kelistrikan lainnya
3) Motor Starter
Motor
Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak
(mekanik), yang digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol)
pertama kali, untuk membatu engine tersebut hidup.
4) Sekering (Fuse)
Sekering
(fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi
kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen
sistem kelistrikan.
5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai
penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk
penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar
karena kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem
pengapian yang dilengkapi dengan balast resistor, biasanya sistem
starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan relay, yang berfungsi
untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui
balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak
kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).
b. Cara kerja sistem starter pada mobil
1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada
saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan
mengalir menuju ke terminal B pada switch magnet dari motor starter.
Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch magnet sehingga akan
timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in coil ini
akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya
magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B
pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C
dan terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki
akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate
maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang
mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion gear untuk
berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan
diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet.
Aliran listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun
ikut menjadi magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature ini
akan membuat armature coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut
berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat flywheel pun
ikut berputar.
2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat
kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet
dari motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada
hold in coil hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka
kontak plate akan tertarik kembali ke posisi semula oleh karena tekanan
dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak plate pada
posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi semula
yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula
dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang
berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak
akan membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter
menjadi rusak.
I. Sistem Listrik Starter Pada Motor
c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Baterai
Merupakan
sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik
tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt)
ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya.
Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan
apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.
2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.
5) Motor Starter,
Merupakan
motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk
mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan
poros engkol untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor
d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan
sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada
arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
2) Saat Kunci Kontak On
a.
Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan.
Tombol starter tidak ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber
tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem starter sehingga sistem
starter belum bekerja
b. Kunci kontak posisi ON dan tombol
starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat
kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan
arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan
RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga
menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter.
Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak
putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam
relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam
kumparan relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan
plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari
positif batteray dan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya
menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.
e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter
Motor
starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan
dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme
penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2.
Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah
yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol
setelah mesin hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).
f. Mekanisme Kopling Satu Arah
Mesin
akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui
perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup
motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan
mekanisme kopling satu arah.
J. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter
1. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a.
Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus
berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai
berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang
diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat
jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai
perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai
berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.
c.
Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan
pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan
letak/jalur pemasangannya.
2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)
a.
Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan
relay starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay
starter.
b. Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :
1)
Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter,
menuju ke tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V
pada saat kunci Kontak posisi ON.
2) Apabila tidak ada
tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian periksa
kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.
c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian
memeriksa kontinuitas antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay dihubungkan dengan baterai.
2)
Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar
relay setelah hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.
3. Pemeriksaan Motor Starter
a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b.
Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna.
Lempengan komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan
adanya hubungan singkat pada kumparan armatur.
c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :
1) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :
1) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
2)
Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan
poros armatur. Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa sikat-sikat :
1) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
2) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3)
Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang
sikat (body). Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada kontiunitas.
4. Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a.
Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli
pelumas mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem
starter ke poros engkol.
b. Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c. Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara berisik.
d. Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap keausan/kerusa