Rabu, 25 Februari 2015

JURUSAN OTOTRONIK SMK TKM PERTAMBANGAN KEBUMEN

Teknik ototronik smk tkm pertambangan kebumen

 TEKNIK OTOTRONIK SMK TKM PERTAMBANGAN KEBUMEN

Teknik Ototronik

Bidang studi Keahlian     : Teknologi dan Rekayasa
Program studi Keahlian  : Teknik Ototronik
Kompetensi keahlian       : Teknik Ototronik 
Perkembangan mobil saat ini mengarahkan kepada serba injeksi dan elektronik, munculnya mobil dengan sistem EFI ( Electronical Fuel Injection), VVTI (Variable Valve Timing Intelegent) merupakan bukti pengembangan Ototronik. Oleh sebab itu jurusan Teknik Ototronik dibuka di SMK TKM Pertambanan Kebumen untuk menyongsong perkembangan dunia otomotif masa sekarang dan mendatang.
Keunggulan jurusan Teknik Ototronik  antara lain:
  • Sesuai perkembangan dunia otomotif saat ini dan mendatang.
  • Jurusan ini pertama di Kebumen dan peluang kerja terbuka lebar.
  • Didukung dengan pengajar yang profesional dengan pendidikan S1 dan S2 yang mengalami pengalaman di industri otomotif.
Standar Kopetensi Kejuruan Teknik Ototronik:
  1. Membuat rangkaian elektronik terapan pada mobil.
  2. Membuat sistem kontrol aplikatif dengan pemrograman berbasis microprosessor atau microcontroller untuk mobil.
  3. Memperbaiki sistem pengapian elektronik mobil.
  4. Memperbaiki sistem injeksi elektronik mobil.
  5. Memperbaiki sistem pengatur katup elektronik mobil.
  6. Memperbaiki sistem pengatur kecepatan otomatis mobil.
  7. Memperbaiki sistem ABS, ASR/ETC dan ESP pada mobil.
  8. Memperbaiki sistem transmisi otomatis dengan kontrol elektronika mobil.
  9. Memperbaiki sistem suspensi aktif mobil.
  10. Memperbaiki sistem automatic airconditioning.
  11. Memperbaiki car audio video.
  12. Memperbaiki sistem light-tronic.
  13. Memperbaiki SRS (air-bag dan safety belt).
  14. Memperbaiki sistem alarm, central-lock dan power windows.
  15. Memperbaiki sistem navigasi.
  16. Memperbaiki sistem kontrol parkir.
  17. Memperbaiki sistem-sistem elektronik pada kendaraan.
vlcsnap-2014-02-08-19h00m20s105
vlcsnap-2014-02-08-19h11m18s90
vlcsnap-2014-02-08-19h08m34s255
vlcsnap-2014-02-08-19h06m21s185
vlcsnap-2014-02-08-19h06m48s198
vlcsnap-2014-02-08-19h07m09s150
vlcsnap-2014-02-08-19h07m22s20
vlcsnap-2014-02-08-19h11m32s212
vlcsnap-2014-02-08-19h03m46s125
selain jurusan ototronik, TKM PERTAMBANGAN KEBUMEN juga membuka jurusan lain seperti : Animasi dan Geologi Pertambangan.
sekian artikel dari saya, terimakasih

sistem power train

SISTEM PEMINDAH TENAGA/power train

Poros Penggerak
1. Poros Propeler

Penggunaan : Pada kendaraan penggerak roda belakang dengan motor di depan
arah memanjang (konstruksi standard)
Konstruksi :

1. Garpu penghubung : Bentuk garpu dan berlubang sebagai dudukan/tumpuan
penghubung salib
2. Poros : Benntuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapi
tidak mengurangi kekuatannya
3. Penghubung luncur : Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alur
dan dapat bergeser sepanjang alur tersebut
4. Timbangan balance : Bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller
untuk menghindari gaya sentrifugal
Bahan : Baja yang dikeraskan dengan ketelitian yang sangat tinggi
2. Penghubung Salib Tunggal

1. Poros penggerak
2. Garpu penghubung
3. Bantalan
4. Cincin penahan / pengunci
5. Salib penghubung
6. Nipel pelumasan
Penggunaan : Penghubung poros propeler terhadap poros output transmisi danpenggerak aksel ( 150 )
Pemasangan : Menggunakan vet yang dimasukkan melalui nipel pelumasan
2. Sifat – Sifat
Kecepatan sudut tidak stabil
• Dengan satu penghubung salib


A = Flens output transmisi
B = Penghubung salib
C = Poros propeller
• Flens output transmisi berputar dengan kecepatan stabil
• Pada penghubung salib terdapat 4 tumpuan yang membentuk sudut
• Poros propeler tidak dapat berputar dengan kecepatan stabil
• Jika poros propeler dihubungkan langsung dengan flens roda maka putaran roda juga tidak stabil
Kecepatan sudut stabil
• Dengan dua penghubung salib


A = Flens penggerak aksel B = Penghubung luncur C = Flens output transmisi
• Flens output transmisi ( C ) berputar dengan kecepatan stabil
• Poros propeler berputar dengan kecepatan tidak stabil
• Flens penggerak aksel berputar dengan kecepatan stabil
Bila kedua salib terpasang sejajar / pada posisi yang sama ( segaris )
3. Penghubung Salib Ganda

Kemampuan sudut : Dapat meneruskan tenaga/putaran pada sudut 30-45o
Penggunaan : • Pada poros depan kendaraan brat penggerak empat roda dan penghubung tenaga/putaran dari traktor keperalatan lain
• Tidak digunakan pada kendaraan umum karena konstruksi besar dan terlalu berat
Sifat – sifat : Penghubung stabil

A = Kecepatan stabil
B = Kecepatan tidak stabil
C = Kecepatan stabil
Pelumasan : Menggunakan vet yang dimasukkan melalui nipel
4. Penghubung Fleksibel

1. Garpu/flens penghubung
2. Baut penghubung/pengikat
3. Dudukan baut
4. Karet penghubung/perantara
Penggunaan : Pada poros perpanjangan antara transmisi dengan poros propeller (Kendaraan ringan)
Untuk momen dan perputaran rendah (Seperti penghubung poros kemudi)
Kemampuan : Dapat membentuk sudut putar maksimum 50 dan dapat meredam getaran
Pelumasan : Tanpa pelumasan (Kering)
5. Penghubung Luncur

Penempatan : Ujung poros propeller terhadap output transmisi atau diantara kedua penghubung salib
Konstruksi :
A. Poros output transmisi dengan gigi/alur memanjang
B. Poros luncur bentuk pipa dengan gigi alur dalam memanjang
Fungsi penghubung luncur ( A ) : Mengatasi perbedaan jarak B & C

B. = Lingkaran gerak poros propeller
C. = Lingkaran gerak penggerak aksel
D. = Perbedaan jarak gerakan  

sistem kemudi

Sistem  Kemudi

FUNGSI SISTEM KEMUDI
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan dan/roda belakang. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi). Dan dari steering gear akan diteruskan ke steering ingkage kemudian ke roda-roda.
Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage.
Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan.
Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion.
SYARAT – SYARAT SISTEM KEMUDI
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
a) Kelincahannya baik.
b) Usaha pengemudian yang baik.
c) Recovery ( pengembalian ) yang halus.
d) Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
Kontruksi sistem kemudi
Kontruksi sistem kemudi

sistem rem cbs

Combi Brake SystemBerbicara mengenai Combi Brake System (CBS) banyak hal yang dapat anda ketahui dengan sistem pengereman ini. Teknologi CBS ini sudah diterapkan pada beberapa tipe motor Honda, seperti tipe Honda Beat, Honda Vario CW 110 FI, Honda Vario Techno 125 dan Honda CBR 250R.
Pada dasarnya rem bukan berfungsi untuk menghentikan motor tetapi untuk memperlambat laju kendaraan secara bertahap sampai kecepatan 0 kilometer/jam.
Dengan hadirnya teknologi CBS ini anda dapat melakukan pengereman secara optimal pada rem depan dan rem belakang. Pada rem depan jarak pengeremannya terlalu pendek sedangkan rem belakang jarak pengeremannya lebih panjang. Sehingga jika digabungkan akan menghasilkan pengereman yang optimal dan tepat.


Combi Brake System (CBS) adalah sistem pengereman yang menggabungkan antara rem depan dan rem belakang, hanya dengan menekan tuas rem tangan sebelah kiri maka rem depan dan rem belakang berfungsi secara bersamaan.
Dengan adanya teknologi ini, anda dapat melakukan pergereman dengan jarak yang lebih pendek dengan bobot pengereman yang seimbang antara rem depan dan rem belakang sesuai dengan kebutuhan pengereman.

Cara Kerja Combi Brake System

Ketika tuas rem kiri ditekan, maka equalizer gaya akan bekerja untuk mendistribusikan tenaga tekanan tadi menjadi dua, yang satu menuju rem pada roda belakang sedangkan yang satunya lagi menuju ke tuas ungkit. Gunanya adalah untuk menekan knocker yang akan menekan piston hidrolik, yang kemudian akan bereaksi untuk mengaktifkan rem cakram depan. Pada proses ini kekuatan pengereman akan terbagi secara otomatis pada kedua roda depan dan belakang.
Cara Kerja Combi Brake System
Cara Kerja Combi Brake System

Teknologi ini sendiri dipercaya dapat membantu pengendara motor Honda Vario 125 CBS, khususnya bagi para pemula, untuk dapat melakukan pengereman yang aman layaknya seorang pengemudi profesional karena sistem CBS memungkinkan pendistribusian hasil pengereman secara merata.
>

sistem motor starter


A. Pengertian Sistem Starter

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

B. Fungsi Sistem Starter

Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

C. Jenis Sistem Starter

1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)

2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.

3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.

D. Komponen Sistem Starter

1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter

b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter

c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar 
 
Gambar II.1. Motor Stater

d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik

2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.

b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar.
Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).

Gambar II.2. Armature

c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.

Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil

d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.

 
Gambar II.4. Brush

e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar II.5. Starter Clutch

f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui teminal utama.

Gambar II.6. Sakelar Magnet

g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7. Armetur Brake

h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8. Driver Lever


E. Type Motor Starter

Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :

1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

a. Kelebihan

Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.

b. Kekurangan Motor starter tipe Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka memerlukan tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.

2. Reduction Type Starter Motor

Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor

a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle gear.

b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.

3. Planetary Type Starter Motor

Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor

a. Kelebihan

Sistem stater dengan motor stater tipe planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor stater jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier shaft). Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut berputar. Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.

b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.

F. Prinsip Kerja Sistem Starter

1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik

2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming

3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.

Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter

G. Cara Kerja Sistem Starter

1. Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)

Arus listrik mengalir :

a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)

b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C -----> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:

1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung

2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Arus listrik mengalir :

a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa

b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan angker -----> MassaSehingga:

Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery langsung lewat main switch ke motor).

3. Pada Saat Starter Switch OFF
Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF

a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil -----> Massa

b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan angker -----> Massa

Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus

H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki

Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil

1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.

2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya

3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine tersebut hidup.

4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.

5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).

b. Cara kerja sistem starter pada mobil

1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat flywheel pun ikut berputar.

2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi rusak.

I. Sistem Listrik Starter Pada Motor

c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor

1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.

2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.

3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.

4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.

5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor

d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor

1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.

2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja

b. Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra

Cara kerjannya adalah :

Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :

BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.

e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter

Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin hidup.

Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).

f. Mekanisme Kopling Satu Arah

Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

J. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter

1. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a. Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.
c. Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.

2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)
a. Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan relay starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay starter.

b. Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :
1) Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat kunci Kontak posisi ON.
2) Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian periksa kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.

c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa kontinuitas antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay dihubungkan dengan baterai.
2) Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.

3. Pemeriksaan Motor Starter
a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b. Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya hubungan singkat pada kumparan armatur.
c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :
1) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :
1) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
2) Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan poros armatur. Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa sikat-sikat :
1) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
2) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3) Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body). Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada kontiunitas.

4. Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a. Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke poros engkol.
b. Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c. Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara berisik.
d. Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap keausan/kerusa

sistem mobil efi


KONTRUKSI MESIN EFI
EFI

 

a) sistem bahan bakar (fuel system),
b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
 

Macam macam sistem dalam EFI :


 

a. Sistem Bahan Bakar 

 Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
 

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
 

2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
 

3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
 

4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
 

5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

 


b. Sistem Kontrol Elektronik
 

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen

 

Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;


 

ECU

 1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.


 

2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.


 

 

3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.


 

 

4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.


 

 

5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
Gambar Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.

 


 

c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

 

1. Sebutkan gangguan/kerusakan sistem EFI !
 
2. Sebutkan penyebab gangguan/kerusakan mesin mati bila pedal ditekan pada kendaraandengan sistem EFI !
 
3Sebutkan prosedur perbaikan kerusakan sistem EFI pada soal no 2 !
D.
 
KUNCI JAWABAN
 
1. Gangguan / Kerusakan Sistem EFI

 
         Mesin mati (engine Slalling)

 
         Mesin susah hidup (poor starting)

 
         Putaran idle jelek (poor idling)

 
                         Pengendaraan kurang baik (poor drivability)
 
2. Penyebab gangguan/kerusakan mesin mati bila pedal ditekan pada kendaraan dengansistem EFI

 
Penyebab pada sistem kontrol elektronik kemungkinan pada Air flow meter/MAPsensor, Water temparatur sensor atau Throttle position sensor mengalami tegangandan tahanan tidak tepat.
 
3.  Prosedur perbaikan kerusakan sistem EFI-
 
Jika ditemukan gangguan seperti pada soal no 2, cek terlebih dahulu apakah soketsudah terhubung dengan baik atau belum, jika belum pastikan soket pada sensor tehubung dengan baik.-
 
Jika hasil pemeriksaan sensor diperoleh tahannan yang tidak sesuai, untukmemperoleh hasil yang optimal sebaiknya sensor diganti dengan yang baru

 

 

SISTEM EFI MOBIL (muhamad cahyo)

KONTRUKSI MESIN EFI

EFI

 

a) sistem bahan bakar (fuel system),
b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
 

Macam macam sistem dalam EFI :


 

a. Sistem Bahan Bakar 

 Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
 

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
 

2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
 

3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
 

4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
 

5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

 


b. Sistem Kontrol Elektronik
 

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen

 

Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;


 

ECU

 1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.


 

2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.


 

 

3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.


 

 

4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.


 

 

5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
Gambar Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.

 


 

c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

 1.

 
  Sebutkan gangguan/kerusakan sistem EFI !2.
 
Sebutkan penyebab gangguan/kerusakan mesin mati bila pedal ditekan pada kendaraandengan sistem EFI !3.
 
Sebutkan prosedur perbaikan kerusakan sistem EFI pada soal no 2 !
D.
 
KUNCI JAWABAN
:1.
 
Gangguan / Kerusakan Sistem EFI
 
Mesin mati (engine Slalling)
 
Mesin susah hidup (poor starting)
 
Putaran idle jelek (poor idling)
 
Pengendaraan kurang baik (poor drivability)2.
 
 
 
 
Penyebab gangguan/kerusakan mesin mati bila pedal ditekan pada kendaraan dengansistem EFI
 
Penyebab pada sistem kontrol elektronik kemungkinan pada Air flow meter/MAPsensor, Water temparatur sensor atau Throttle position sensor mengalami tegangandan tahanan tidak tepat.3.